Kali ini saya menyuguhkan salah satu pengalaman dalam menangani klien yang memiliki unusual case. Silahkan dibaca dan selamat berimajinasi!
Sejak tahun 2008 saya sudah menangani beragam permasalahan yang dihadapi klien-klien saya dan tidak pernah satupun ada permasalahan yang sama. Luar biasa! Betapa kreatifnya Tuhan dalam menciptakan manusia dengan permasalahan yang mendampinginya, lain manusianya-lain permasalahannya. So tailored! Kenapa demikian? Hmm, mungkin kita bahas ini dalam kesempatan lain ya. Sekarang saatnya saya mengulas sedikit tentang satu kasus yang dihadapi beberapa klien saya, dan bisa dikategorikan unusual. Baiklah, apa yang akan saya share di sini adalah fenomena ‘selimut jahat’ (bisikan-bisikan, dorongan prilaku, pikiran-pikiran yang tidak sejalan dengan nurani, yang mana semuanya berdampak negatif pada diri) yang dialami sejumlah klien saya. Kenapa saya katakan demikian, karena sebagian dari mereka merasa atau mengaku mengalami satu situasi diri yang kerap bertentangan dengan logika dan nurani, namun tetap terjadi. Ada klien yang begitu terpengaruhnya sehingga tidak dapat mengendalikan kesadaran dirinya (pikiran), bahkan ada yang menkonfirmasi bahwa dirinya mendapatkan pengaruh ‘jahat’ (supranatural) dari luar diri atau sengaja dibuat oleh ‘sesuatu’. Karena pendekatan terhadap permasalahan ini saya lakukan secara ilmiah, maka saya abaikan hal-hal yang menurut saya sifatnya tidak ilmiah. Namun bagaimanapun juga perhatian penuh terhadap keluhan klien tetap saya berikan, sekalipun kondisi ini agak ‘berbeda’.
Apa persisnya masalah yang mereka alami? Begini, agar saya lebih objektif dan jadinya tidak ‘mengganggu’ pikiran para pembaca, akan saya identifikasikan kasus mereka sebagai; ‘cinta yang timbul akibat dorongan yang aneh’, ‘prilaku seksual menyimpang karena dorongan yang tidak alami’, dan ‘image yang kerap menggangu pikiran dan datang tidak diundang’. Nah, selanjutnya Anda bebas gunakan imajinasi sendiri untuk menerjemahkan jenis kasus di atas. Kondisi yang dialami klien-klien ini menyebabkan terganggunya rasionalitas berpikir mereka. Mengganggu dalam arti, pada satu situasi tertentu mereka tidak dapat melihat kebenaran dan kesalahan dari tindakan mereka walaupun kemudian mereka menyadarinya dan bahkan dapat mempertanyakannya pada diri sendiri, namun tetap mereka tidak dapat melakukan apa-apa terhadap kondisi ini. Seolah ada faktor hypnosis yang secara otomat bekerja dalam alam pikir mereka yang tidak natural dan tidak normal (dalam ukuran etika, moral, kepercayaan). Kondisi dan situasi diri ini sudah menahun mengganggu mereka, dan tentu bukan hal mudah untuk mengatasinya apalagi dalam waktu sekejap (tidak ada shortcut dalam penuntasan satu permasalahan yang sudah lama menaungi, sekalipun lewat proses hypnosis) karenanya pertemuan antara saya dan klien berlangsung beberapa kali.
Proses pendekatan yang dilakukan melalui teknik komunikasi ‘khusus’ dipadukan dengan sejumlah tes asosiasi dan proses hipnosis, diulang dan diulang hingga si klien merasakan ada perubahan yang cukup signifikan. Nah, dalam proses yang berulang inilah saya menemukan hal yang menurut saya agak di luar nalar, mereka mengalami; mimpi berulang (tentang jin , manusia dengan rupa yang tidak biasa, dan sejenisnya) perasaan seolah ada sesuatu yang mengalir keluar dari pikiran, dan nurani yang sepertinya terbebas dari kurungan. Informasi ini saya peroleh saat klien dalam trance hypnosis dan pengakuan mereka dalam masa tenggat antara waktu sesi konseling dan kemudian saya catat sebagai satu fenomena hypnosis. Agar dapat membantu menjelaskan pada klien saya tentang apa yang mereka alami (dari fakta ilmiah) maka saya melakukan studi literatur dan berdiskusi dengan beberapa rekan hypnotistserta dokter yang mendalami ilmu syaraf. Dari sejumlah pencarian ini, saya mendapatkan beberapa hal (yang sangat mungkin dapat saya teliti lebih lanjut di kemudian hari) yakni bahwa;
Ilmu neurologi menyebutkan adanya sel-sel kelabu dalam otak manusia (kulit otak) yang memiliki fungsi produksi pikiran rasional hingga membangun kesadaran tingkat tinggi, kesadaran tentang eksistensi diri. Apabila sel-sel kelabu tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka produksi pikiran rasional itu tidak tercapai dan akibatnya tidak ada kesadaran. Penjelasan ini dapat saya pahami dengan jelas dan rasional. Namun apabila seseorang dalam kondisi normal dan sehat dengan tingkat intelegensi cukup baik tidak dapat berpikir rasional bahkan mengenali tindakan benar dan salah, itu jadi pertanyaan. Apakah itu berarti sel-sel kelabu tersebut tidak bekerja? Namun kenapa hal ini hanya terjadi untuk situasi tertentu saja?
Hal lain yang saya ketahui tentang alam pikiran sadar manusia, adalah adanya kesadaran logika (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (sub-conscious mind). Keduanya memiliki fungsi dan kapasitas yang berbeda; conscious mind memiliki kemampuan memory storage sebesar 12% dari seluruh total storage yang ada dan hanya bertahan sepanjang manusia itu terjaga (melek). Setelah itu, memory tersebut disaring dan disimpan di sub-conscious mind yang memiliki 88% kemampuan. Sub-conscious mind sendiri mengatur kerja motorik dan sub-motorik tubuh manusia, kerja organ tubuh, menghadirkan intuisi, kemampuan survival, dan responsiveness. Intinya, ia menyuplai, mengatur dan mengontrol hidup si manusia itu. Lalu apa yang terjadi sesungguhnya saat seseorang mengalami gangguan rasionalitas, sementara faktanya dia dalam keadaan normal dan sehat? Kenapa intuisi dia seolah bisa tidak bekerja dan menghadirkan rasionalitas itu? Kerjasama dalam bentuk komunikasi antara conscious dan sub-conscious mengalami distorsi? Tetapi kenyataannya dalam kasus ini distorsi terjadi tidak menyeluruh seperti halnya gangguan mental (depresi), hanya secara parsial dan itupun terjadi pada situasi tertentu saja (kondisi cinta yang tidak diinginkan atau prilaku yang ditujukan khusus terhadap seseorang /sesuatu di luar kehendak).
Selain dari kedua hal di atas, saya juga mendapatkan penjelasan tentang satu kondisi otak yang disebut dengan istilah ‘brain fog’. Menurut penjelasan dan definisinya, brain fog digambarkan sebagai “feelings of mental confusion or lack of mental clarity”. Melihat hal ini, brain fog dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan untuk berpikir secara jernih. Dalam dunia kesehatan dijelaskan bahwa brain fog ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa dan hal ini umum dirasakan oleh mereka yang mengalami ketidakseimbangan biochemical dan nutrition dalam tubuh. Penjelasan tentang brain fogini baru bisa menjelaskan fenomena ketidakmampuan berpikir secara jernih dalam situasi seseorang yang kelihatannya sehat dan normal. Namun bagaimana dengan situasi seseorang yang normal dan sehat, tidak dapat bertindak dan berpikir secara jernih untuk satu situasi tertentu saja hingga dia dapat mengabaikan segala nilai-nilai diri yang sesungguhnya telah tertanam jauh dalam dirinya? Apa yang membuatnya ‘melenceng’? Nah, rasanya pencarian ini menjadi semakin menarik untuk dibahas, hanya saja tidak segera dapat menjelaskan secara ilmiah tentang kondisi yang ‘aneh’ ini. Baiklah, setelah mendapatkan cukup data dan informasi maka sudah saatnya saya mengambil kesimpulan sementara. Supaya tidak membawa pikiran Anda semakin jauh, saya berikan gambaran dari versi hypnosis:
Gangguan pada pikiran dan prilaku di luar kehendak namun dapat disadari secara penuh oleh klien-klien saya adalah akibat dari “adanya distorsi pemahaman terhadap satu informasi oleh kesadaran logika mereka”. Bila tadi disebutkan tentang kondisi brain fog maka ini ditambah adanya unsur informasi baru yang seolah berasal dari bawah sadar sehingga hal yang sebenarnya diketahui melanggar nilai-nilai kehidupannya dianggap sebagai hal yang benar (seperti orang yang di brain washed), namun pada kesempatan di luar kondisi ini nurani dan intuisi dalam diri mereka dapat emerge dengan penuh dan mempertanyakan ‘kesalahan’ pikiran dan prilaku tersebut (dalam praktek hypnotherapy murni, sugesti yang diberikan dapat ditolak oleh klien apabila bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakininya).
Sederhananya, seolah lingkup pikiran bawah sadar mereka dikukupi oleh kabut (selimut) yang ‘menyaru’ sebagai bawah sadar dan mampu memproduksi informasi yang ‘aneh’ kepada pikiran sadar (conscious)sehingga mengganggu rasionalitas pikiran.
Melalui sesi-sesi hipnoterapi, ‘selimut jahat’ itu terkuak. Karena hypnosis mampu menjangkau tingkat kesadaran yang paling dalam (tetha-delta) dan menghadirkan segala informasi murni yang ada di sana ke permukaan kesadaran. Ini yang diceritakan oleh klien-klien saya sebagai hal unusual; mimpi-mimpi aneh, kesadaran nurani yang seolah keluar dan mengendalikan diri secara penuh ataupun pengalaman aneh lainnya. Intinya, mereka seperti terbangun dari tidur yang panjang dan kembali menyadari eksistensi dirinya yang orisinil (baca tulisan saya tentang ‘puritas’ di blog Daya Insani). Semoga sharing pengalaman ini bermanfaat bagi Anda.
Ardhana Bayurindra